Satuan Pengawas Internal UPN “Veteran” Jawa Timur sukses menyelenggarakan SEMILOKA di hari ketiga dengan materi yang dibawakan oleh Prof. Dr. Witarsa, seorang pakar di bidang audit dan manajemen risiko dari Universitas Tanjungpura. Beliau memberikan paparan mendalam mengenai pentingnya audit universe dan penerapan Risk Based Internal Audit (RBIA) di perguruan tinggi.
Audit Universe: Pilar Utama Analisis Risiko di Universitas
Dalam presentasinya, Prof. Dr. Witarsa menekankan bahwa audit universe adalah elemen kunci bagi auditor dalam menganalisis area audit dan mengidentifikasi pemilik risiko (risk owner). Audit universe mencakup pemeriksaan komponen yang dapat diaudit di universitas, yang selaras dengan Rencana Strategis (RENSTRA) Universitas. Ini memastikan bahwa setiap area yang diaudit memiliki panduan yang jelas dan terarah untuk mengidentifikasi serta mengelola risiko yang ada.
Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) SPI
Prof. Dr. Witarsa menjelaskan bahwa Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) merupakan langkah awal yang harus dimiliki oleh Satuan Pengawas Internal Universitas. Secara umum, PKPT terdiri dari enam indikator pengawasan utama, yaitu:
- Informasi & Latar Belakang: Memaparkan konteks dan kebutuhan pengawasan.
- Ruang Lingkup: Menentukan batasan dan fokus pengawasan.
- Objek Pengawasan: Mengidentifikasi unit atau area yang menjadi fokus pengawasan.
- Teknik Pengawasan: Metodologi yang digunakan untuk melakukan pengawasan.
- Alokasi Sumberdaya: Menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk pengawasan.
- Penjadwalan: Menetapkan timeline pelaksanaan pengawasan.
PKPT ini berfungsi sebagai panduan komprehensif yang memastikan bahwa proses pengawasan berjalan secara sistematis dan terstruktur, memungkinkan identifikasi dan mitigasi risiko secara efektif.
Risk Based Internal Audit (RBIA)
Penerapan RBIA didasarkan pada kebutuhan spesifik universitas, dengan menyesuaikan audit universe yang berfokus pada audit berbasis risiko. RBIA membantu universitas dalam menentukan prioritas audit berdasarkan tingkat risiko yang dihadapi oleh masing-masing unit. Hal ini memungkinkan pengalokasian sumber daya pengawasan yang lebih efisien dan efektif, memastikan bahwa area dengan risiko tertinggi mendapatkan perhatian yang tepat.

Peran Satuan Pengawas Internal (SPI)
Satuan Pengawas Internal (SPI) memiliki peran krusial dalam mendampingi dan mengamankan unit-unit di universitas. Prof. Dr. Witarsa menguraikan empat tujuan utama SPI:
- Audit: Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kepatuhan dan efektivitas operasional.
- Review: Menyediakan tinjauan dan penilaian atas kinerja unit-unit.
- Pengendalian Risiko: Mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin terjadi.
- Pengendalian Lainnya: Melaksanakan kontrol tambahan yang diperlukan untuk memastikan operasional yang aman dan efisien.
Implementasi dan Manfaat Audit Berbasis Risiko
Dengan penerapan audit berbasis risiko, universitas dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan terukur. Implementasi RBIA memungkinkan universitas untuk:
- Mengidentifikasi dan Menangani Risiko Secara Proaktif: Mengembangkan strategi mitigasi yang sesuai berdasarkan prioritas risiko.
- Mengalokasikan Sumber Daya dengan Lebih Efisien: Memastikan bahwa sumber daya diarahkan ke area dengan risiko tertinggi.
- Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas: Memberikan gambaran yang lebih jelas dan akurat tentang posisi keuangan dan operasional universitas.
Prof. Dr. Witarsa juga menyoroti pentingnya komitmen dari pimpinan universitas dalam mendukung penerapan RBIA. Dukungan ini sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh proses audit dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Mengarahkan Masa Depan dengan Audit Berbasis Risiko
Hari ketiga SEMILOKA ini memberikan wawasan berharga mengenai pentingnya audit universe dan penerapan RBIA di perguruan tinggi. Dengan dukungan Satuan Pengawas Internal yang kuat, universitas dapat meningkatkan pengelolaan risiko, efisiensi operasional, dan kualitas pengambilan keputusan. Acara SEMILOKA ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan wadah kerjasama antar SPI di perguruan tinggi untuk menerapkan praktik terbaik dalam audit dan manajemen risiko, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan institusi pendidikan tinggi di Indonesia.